Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Pendekatan Kontekstual

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Thursday, January 29, 2015

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Pendekatan Kontekstual

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Pendekatan Kontekstual


Pendekatan kontekstual (contextual approach) yang seringkali disebut juga sebagai pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning : CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang memandang pembelajaran di kelas harusnya selalu mengupayakan dan memfasilitasi siswa untuk menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata (real life situation). Karena itu, seorang guru yang mengajar dengan pendekatan ini harus dapat menyajikan pembelajaran di mana di dalamnya ia berperan sebagai fasilitator dan membawa anak kepada pemecahan masalah nyata melalui pengetahuan yang baru diperolehnya. Pendekatan ini tentunya menghendaki semua komponen kelas aktif dalam belajar.

Jika seorang guru ingin menerapkan pendekatan kontekstual di dalam kelas dan pembelajarannya maka ia harus memperhatikan pemikiran-pemikiran berikut.

Belajar tidak hanya sekedar menghafal

Ujian merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari dunia persekolahan kita. Sedemikian dianggap pentingnya ujian yang notabene lebih banyak menuntut siswa menguasai hafalan, maka tak jarang siswa dibawa guru untuk belajar secara menghafal. Ini tentu sesuatu yang salah dan harusnya dihindari. Memang ada dilema dalam dunia persekolahan kita, di mana siswa dirtuntut untuk lulus ujian, dan ujian menjadi suatu momok bagi sebagian siswa dan guru. Rendahnya nilai ujian juga akan menjadi taruhan bagi sekolah bahkan institusi setingkat dinas pendidikan. Seharusnya, mengajar siswa dengan cara menghafal harus dihindari karena bukan itu esensi dari sebuah pengetahuan. Siswa sudah seharusnya mengkontruksi pengetahuan di benak mereka secara bermakna sehingga mereka dapat menerapkannya untuk kepentingan kehidupan mereka seperti untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


Siswa belajar dari mengalami

Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah pelajaran yang sangat berharga. Itu memang benar. Melalui pengalaman nyata yang dibawa guru ke hadapan siswa, mereka akan mempunyai pengalaman nyata dan otentik. Pengalaman yang benar-benar nyata ini akan membantu anak untuk merekam sendiri pola-pola atau konsep-konsep yang terbentuk secara alamiah dan faktual. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Harus diingat bahwa guru bukanlah sumber informasi satu-satunya. Justru anak harus memperoleh pengetahuan dari beragam sumber. Guru yang baik adalah guru yang dapat menyajikan bahan-bahan untuk dipelajari secara mandiri oleh siswa sehingga dengan demikian mereka membangun pengetahuan yang kokoh.

Pengetahuan itu harus diorganisasi sendiri oleh siswa

Guru memang dapat membantu mempermudah siswa memiliki atau memperoleh sebuah pengetahuan baru. Akan tetapi tak ada seorang gurupun yang mampu membangun pengetahuan dalam pikiran siswa secara kokoh jika siswa itu tidak melakukannya sendiri. Inilah yang mendasari prinsip konstruktivisme dalam belajar. Pemahaman yang baik terhadap suatu pengetahuan adalah pencerminan dari kokohnya penguasaan dan organisasi pengetahuan itu di dalam benak siswa. Dengan modal inilah, siswa akan dapat menerapkan pengetahuan itu dalam beragam persoalan-persoalan baru, dalam situasi-situasi baru yang berbeda, dalam konteks yang lain.

Penguasaan akan suatu keterampilan tidak terpisah dari pengetahuan

Penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki mereka. Pengetahuan faktual (pengetahuan deklaratif) dan penguasaan akan konsep-konsep dan prinsip, hingga suatu prosedur akan memantapkan keterampilan yang dimiliki siswa.

Pembiasaan dalam memecahkan masalah

Sebagai bagian penting dari penguasaan akan suatu pengetahuan, maka sudah selayaknya siswa akan dengan baik menyelesaikan suatu persoalan atau permasalahan. Guru dapat membantu siswa dengan memberikan latihan-latihan untuk ini. Guru dapat menyediakan masalah-masalah untuk dipecahkan siswa. Tentu saja masalah yang diberikan idealnya adalah masalah yang berkaitan dengan dunia nyata dan dalam konteks kehidupan dan budaya mereka sehari-hari.

Struktur pengetahuan dalam benak siswa harus terus dikembangkan

Memiliki beberapa pengetahuan dalam pikiran siswa dapat menjadi modal untuk terus mengembangkan pengetahuan mereka. Guru dapat memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuan yang semakin besar dengan hubungan-hubungan yang kuat satu sama lain dalam pikiran atau otak mereka. Hal ini dapat dilakukan tentunya jika guru mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Guru harus mengetahui bekal awal yang telah siswa miliki untuk membantu mereka berkembang sesuai dengan tingkat mereka masing-masing.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...